Senin, 15 Juni 2015

WONOSOBO KOTANYA SANG JUARA

wonosobo memang juara, layak apabila disebut dengan kotanya sang juara. berikut adalah cerita perjalanan kami selama 3 hari di kotanya sang juara. kalian penasaran ? klik disini
hambar rasanya kalau perjalanan itu nggak ada foto atau kenangan . check disini
terima kasih sudah membaca, ada satu lagi ni buat seru-seruan, jawab pertanyaanya ya teman-teman klik disini

tesmost

halo teman-teman kalian harus jawab pertanyaan ini yaa.. marik lhoo , dijamin tambah seru
jawab disini

Senin, 16 Februari 2015

Let's Join us "Talk Show Entrepreneur"

Hani's Gallery Proudly Present .....
ayo bergabung di seminar entrepreneur bersama Satrio Wicaksono Wiranegoro alias Rio , seminar ini membahas "The Spritual Billioner" dimana menjadi wirausaha itu harus mampu mensinergikan antara Tuhan sebagai Maha Pencipta, Orang Tua, dan Diri Sendiri,sehingga usaha yang dijalankan tetap bisa bertahan dan bermanfaat bagi orang lain :D
Narasumber Rio juga akan membongkar tips-tips menjadi wirausaha muda yang kreatif dan menyenangkan ! 
jangan lupa Let's Join !
tanggal 17 Maret 2015 
@ Ruang Seminar Benteng Vrederburg Yogyakarta, 
13.00 pm - end 
HTM 45K *GRAB IT FAST ya guys !!!!

pendaftaran klik disini !

Senin, 09 Februari 2015

Resensi Buku Susilo Bambang Yudhoyono "Harus Bisa"


https://ibenimages.files.wordpress.com/2008/10/sby_harus_bisa.jpg



Buku “Harus Bisa” Seni memimpin ala SBY, merupakan kumpulan catatan harian DR. Dino Patti Djalal yang pada saat itu menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional/ Juru Bicara Kepresidenan. Dr. Dino bisa merupakan seorang yang beruntung dapat mengenal secara lebih dekat dengan Presiden SBY dikarenakan Dr. Dino termasuk sebagai jajaran lingkaran “orang dalam” kepresidenan.

Mengenai latar belakang penulisan buku ini disampaikan penulis pada kata pengantar buku, “Ide untuk menulis buku ini datang ketika suatu hari saya membersihkan meja kerja saya, dan menemukan sekumpulan nota-nota tulisan tangan SBY yang tersimpan di laci. Presiden SBY biasa menulis nota-nota ini dalam rapat kabinet kepada menteri dan stafnya, umumnya berisi instruksi, klarifikasi atau meminta carikan informasi. Ketika membenahi nota-nota ini saya langsung sadar bahwa ini bukan arsip biasa: ini adalah sidik jari era politik penting yang kelak akan dipelajari di sekolah dan kampus. Dan sdik jari SBY ada di mana-mana: dalam berbagai keputusannya,pidatonya, gebrakannya, pikirannya, tindakannya, konflik batinnya, semua ini adalah jejak-jejak sejarah yang masih segar di depan mata. Dari sinilah timbul gagasan untuk membuat catatan harian untuk merekam peristiwa-peristiwa di Istana” dan semenjak itulah penulis senantiasa membuat catatan hariannya bekenaan dengan aktivitas dan kehidupan sehari-hari Presiden SBY.
Terlahir di Yugoslavia, 10 September 1965, Dr. Dino Patti Djalal sejak tahu 2010 hingga saat ini adalah seorang Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Dr. Dino lahir dari pasangan Hasyim Djalal (ayah) dan Jurni (ibu). Ayahnya, Hasyim Djalal adalah juga merupakan seorang diplomat Indonesia ternama. Dino cukup sering mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai diplomat sehingga sudah tidak diragukan lagi kemampuan diplomasinya.
Dalam buku catatan harian ini menuliskan dengan cukup detail setiap aktivitas dan suasana yang dialami Presiden SBY selama menjalankan pemerintahan yang kesemuanya seolah tergambar dengan jelas bagaimana SBY berbicara, bertemu, berinteraksi dengan orang lain baik itu anak-anak, pejabat negara, kepala negara, dan bahkan sekjen PBB. Tindakan-tindakan spontan SBY, kedisiplinannya, integritasnya dan prinsipnya yang dengan teguh dipegang semua tertuliskan dengan paripurna oleh Dr. Dino.
Buku ini dibagi menjadi 6 bagian besar yang dalam setiap bagiannya dituliskan tentang berbagai aktivitas SBY, keenam bagian itu adalah antara lain yaitu (1) Memimpin dalam Krisis. (2) Memimpin dalam Perubahan (3) Memimpin Rakyat dan Menghadapi Tantangan (4) Memimpin Tim dan Membuat Keputusan, (5) Memimpin di Pentas Dunia dan (6) Memimpin Diri Sendiri.
Dalam bagian pertama yaitu bab “memimpin dalam krisis” dijelaskan bagaimana respon SBY yang cepat tanggap dan real time menghadapi berbegai permasalahan yang bersifat kritis dan membutuhkan keputusan cepat untuk dipecahkan. Sebagai  contohnya Presiden SBY yang langsung tangan memimpin segenap pejabat dan masyarakat DI Aceh saat terjadi musibah tsunami yang terjadi pada tahun 2005 yang lalu. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa seorang pemimpin harus dapat berperan di garda terdepan terutama pada saat-saat krisis.
Pada bagian “memimpin dalam perubahan” diceritakan gebrakan Presiden SBY dalam mendobrak pintu-pintu brokrasi yang berkepanjangan sehingga dapat mempersingkat alur birokrasi di Indonesia
Lalu dalam bab “memimpin rakyat dan menghadapi tantangan” diceritakan aktivitas Presiden SBY yang proaktif “terjun” kepada rakyat untuk mendengarkan keluhan-keluhan rakyat secara common touch.
Dalam bab “memimpin tim dan membuat keputusan” penulis memaparkan cara dan gaya kepemimpinan SBY yang lebih suka untuk memilih sendiri setiap anggota kabinet yang akan serta mensuksekan kepemimpinannya.  Presiden SBY juga sangat peka terhadap timing, SBY tidak terburu-buru terhadap publik yang selalu menekannya untuk mengeluarkan suatu pernyataan. Presiden SBY juga selalu mengikuti sense politiknya ketika menentukan antara menerima tawaran menyanyi atau mengunjungi Mantan Presiden Soeharto yang sedang kritis dalam rumah sakit.
Kemudian pada bab selanjutnya yaitu, “memimpin di pentas dunia”, Presiden SBY berhasil menunjukkan bahwa SBY merupakan pemimpin yang patut diperhitungkan di kancah Internasional. SBY berhasil beberapa kali menggelar suatu forum-forum strategis seperti UNCCC (United Nations Climate Change Conference) dan KAA (Konferensi Asia Afrika) yang telah lama tak terlaksanakan.
Lalu pada bab terakhir “memimpin diri sendiri” penulis menampilkan foto Presiden SBY yang sedang duduk didampingi Menlu Hassan Wirajuda di Ruang Sidang OKI di Senegal dengan ruangan yang masih lengang dikarenakan hanya baru Presiden SBY yang datang, dan kedatangan Presiden SBY ini merupakan kedatangan yang tepat waktu.
Buku ini ditutup dengan epilog penulis yang berisikan peran seorang SBY dalam hidup penulis yakni tidak hanya sebagai Presiden atau kepala negara akan tetapi juga sebagai atasan, sahabat dan mentor.
Secara umum tidak ada banyak kekurangan dari penulisan buku ini. Sehingga dapat saya rekomendasikan kepada segenap pembaca bahwa buku ini memang bagus dan benar-benar layak untuk pembaca.

https://avissenamuhammad.wordpress.com/categoryliputan/

Menentukan Arah Angin

Syahdunya sore ditengah rinai yang turun ini membawaku pada sebuah layar netbook dan membuka sebuah laman blog yang sudah terlalu lama tida...