Rabu, 06 September 2017

Rasakan Kedamaian

Waktu berjalan begitu sangat cepat, sangat cepat sekali. sebentar lagi Desember. Sebentar lagi Januari. 24 tahun sudah saya akan berjalan. belum banyak yang bisa dilakukan, belum banyak yang bisa diperbaiki pada diri, dan belum banyak pula amalan saya dengan - Mu Yaa Rabb 😞
Begitu saja berlalu, terkadang ada yang diingat dan terkadang pula terlupakan begitu saja. Belum bisa sepenuhnya saya menghargai waktu dengan sebaik mungkin, to do list yang kadang masih melenceng dari apa yang harus dikerjakan. memikirkan hal yang terkadang mubadzir. melakukan kesalahan yang mungkin tidak Allah suka. saya memang hamba yang masih jauh banget dari kata sempurna, bahkan berniat untuk menjadi se sempurna mungkin pun terkadang tak terpikirkan olehku. karena yang saya tahu hanyalah bagaimana saya beramal kepada-Mu sekarang. Pernah berada di titik paling terbawah dalam sebuah keadaan, dimana ku sempat menjadi manusia yang sangat merasa sepi, sendiri, dan benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan. 


Yang saya bisa lakukan saat itu hanya Sholat dan Makan. karena pada saat itu saya rasa dengan makan saya bisa mempunyai tenaga untuk mendukung badan ini tetap sehat. Shalat, hanya itu kunci saat kita berada dalam keadaan tidak stabil. Saya bersyukur pernah mengalami keadaan dimana saya  benar-benar merasa begitu down. 
Pada saat itu saya menceritakan keadaan saya dengan salah satu teman yang dekat dan mengerti kehidupan saya maupun masalah-masalah yang sedang saya hadapi. Nana, sosok teman yang menurutku selalu ada disaat kapanpun saya membutuhkan saran maupun saya bercerita panjang lebar. mungkin saja dengan bercerita keadaan saya akan membaik dan terebas dari segala perasaan yang  membuat hati dan pikiran tidak berjalan beriringan. Namun, tidak, saya tetap merasa down saat itu, kesedihan ku tak bisa hilang. hingga akhirnya saya mencoba dengan cara saya sendiri. Sholat malam ku jalankan hanya untuk Illahi Rabbi, bantulah keadaan saya saat ini. 
setelah sholat malam ku jalankan beberapa hari, keadaan pikiran dan hati mulai membaik. Hingga selang beberapa waktu, saat ku mencoba meminum secangkir kopi di kedai, dan sendiri waktu itu. saya mulai merefleksikan, kenapa keadaan saya waktu itu ?

Dan ternyata diri saya sendirilah yang menyebabkan segala pikiran-pikiran yang seharusnya tidak perlu dipikirkan dan dirasakan, masuk dan membungkus segalanya , hingga saya terbawa pada titik kegaluan yang luar biasa. Merasa di permainkan oleh seseorang, diberi harapan, hingga pada akhirnya di hempaskan di saat yang tidak seharusnya. Beberapa tahun sudah berlalu. sedikit meng flashback kejadian yang membuat saya akan terus belajar sampai sekarang. bahwa perasaan wanita , yang kita punya sesungguhnya begitu sangat suci dan bersih, begitu juga dengan pernikahan. keadaan sakral dan suci yang harus kita hormati dalam melaksanakannya maupun mengikutinya. 

  
Saya memang tidak bisa menghindar, dan mencoba pura-pura untuk tegar di saat tertentu pada saat kebaperan dari teman-teman datang menggangguku. keadaan yang memang masih single, terkadang membuatku terbawa dari uforia kebaperan teman-teman. dan memang tidak bisa menghindar. Namun semakin kesini perjalanan hidup saya, bertemu dengan orang-orang baru, berkegiatan dengan orang baru pula, bertemu para pekerja jalanan, entah itu bapak-bapak gojek, atau orang yang saya temui di fotokopian, entah saya duluan yang memulai obrolan dan terkadang mereka yang memulai obrolan.  
Dari situlah saya mendapatkan kedamaian. bahwa Allah satu-satu nya pemberi obat hati, darimana asalnya ? dari orang-orang tersebut, Allah memberikan perantara melalui orang-orang tersebut untuk mengobati rasa ku yang pada saat itu terpuruk. Rasakan kedamaian yang sesungguhnya di saat kita merasa down. selalu saya sematkan dalam hati sejak saya masih sekolah TK bahwa, saya harus sangat mencintai Allah dan Rasul, dan setelahnya adalah orang tua. hingga pada akhirnya nanti,  Suamiku dan Mertuaku. Itu masihlah proses yang panjang. melalui kedamaian kesendirian yang kurasakan dari waktu ke waktu, inshaAllah bila kita memaknai kesendirian ini terlebih dahulu, hingga pada akhirnya nanti kita dipertemukan dalam waktu yang tepat, dan hati kita akan menyatu. saya akan menceritakannya kepadamu (yang belum tau siapa), di temani secangkir kopi dan teh yang tidak begitu manis 😊 ( masih selalu yakin bahwa Allah akan memberikan yang baik dengan yang baik, Allah akan mempertemukan di waktu yang tepat )

Saya sangat bersyukur, karena saya pernah merasa down dalam hidup saya, memikirkan keadaan saya sendiri, hubungan hati dan perasaan saya, sakitnya dipermainkan hati oleh seorang yang ku percaya. yah. Alhamdulillah. karena itu saya alami disaat saya muda, saat saya masih bisa untuk terus memperbaiki diri setiap harinya.

"masih akan terus menunggu, namun aku akan selalu bergerak untuk menemukanmu, tak peduli aku atau kamu yang akan menemukan terlebih dahulu, yang aku tahu, aku akan terus bergerak, sama. kita akan terus bergerak, sampai pada titik dimana kita akan dipertemukan Allah Sang Maha terkasih. walau ku belum tau siapa engkau, yang sudah tertulis di takdir Allah, tapi sekali lagi aku akan berusaha terjaga, terjaga menjaga hati ini. hingga pada saat nanti kita dipertemukan"

Atika 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menentukan Arah Angin

Syahdunya sore ditengah rinai yang turun ini membawaku pada sebuah layar netbook dan membuka sebuah laman blog yang sudah terlalu lama tida...